Blog Sibebek

Tips, Trik cara Bermain Game Deck Heroes

WASPADA JANTUNG KORONER PADA PEROKOK

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Saat ini banyak penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh kuman, bakteri, atau virus, tetapi disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Jantung koroner, kanker, stroke, diabetes, dan tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan contoh dari penyakit-penyakit tersebut.
Merokok merupakan salah satu kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Perilaku merokok tidak hanya menyebabkan berbagai macam penyakit tetapi juga dapat memperberat sejumlah penyakit lainnya. Seorang perokok yang menghisap 1-9 batang perhari akan mengalami pemendekan umur sekitar 5,5 tahun (Sari,2003).

       Resiko tersebut sesungguhnya tidak hanya mengenai perokok aktif saja, tetapi juga orang-orang disekitar perokok, yaitu orang yang tidak merokok tetapi harus menghirup asap rokok atau orang yang berada disekitanr perokok yang selanjutnya dikatakan sebagai perokok pasif.
Di Indonesia usaha-usaha untuk menanggulangi prilaku merokok sebenarnya telah dilakukan, namun demikian hasilnya belum memuaskan. Hal ini terlihat masih tingginya jumlah orang yang berstatus perokok di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok menyebutkan bahwa sebanyak 59,04% penduduk laki-laki usia 10 tahun keatas di Indonesia berstatus perokok, sedangkan pada wanita sebanyak 4,83% (Karyani, 2001). Data terakhir menunjukan bahwa total perokok aktif di Indonesia sudah mencapai 70% dari jumlah penduduk Indonesia atau sebesar 141,44 juta orang. Perilaku merokok dianggap sebagai kebiasaan yang wajar, padahal bahaya yang ditimbulkan sangat menghawatirkan. Di Indonesia prevalensi perokok pria sebesar 68,8% dan peroko wanita sebesar 2,6%.

         Merokok pada dasarnnya memasukan bahan yang berasal dari dedaunan (tembakau) yang mengandung zat tertentu (khususnya nikotin) sebagai tindakan untuk memperoleh kenikmatan (Pribadi, 2000). Leventhal dan Clearly menyebutkan beberapa tahap merokok hingga menjadi perokok, yaitu: tahap preparatory (dimana individu mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai rokok dengan cara melihat, mendengar, atau dari membaca sehingga menimbulkan minat untuk merokok). Tahap initation (ketika individu berada didalam dua pilihan, akan meneruskan merokok atau tidak). Tahap becoming a smoker (ketika individu mulai mengkonsumsi rokok). Tahap maintenance of smoking (dimana pada tahap ini individu merokok sudah menjadi bagian dari cara pengaturan diri).

         Ada beberapa alasan untuk merokok, antara lain untuk penampilan pribadi agar lebih percaya diri, untuk membangkitkan semangat, agar diterima oleh kelompok, agar terlihat jantan (Suhardi, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Suhariyono tahun 1993 menyebutkan bahwa ketika remaja ditanya mengapa merokok, untuk mempunyai harga diri dan daya tarik adalah jawaban yang diberikan.

         Safarino pada tahun 1994 mengatakan bahwa meskipun merokok menimbulkan sensasi tersendiri bagi perokok, namun merokok memiliki dampak negatif yang merugikan bagi perokok pasif, karena daya tahan perokok pasif terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah. Merokok dapat memicu timbulnya penyakit kanker paru-paru, bronchitis, penyakit jantung koroner, dan gangguan pada janin. Bagi ibu hamil, rokok bisa dapat menyebabkan kelahiran premature, berat badan bayi rendah (BBLR), mortalitas prenatal, kemungkinan lahir cacat dan mengalami gangguan pada perkembangan. Hal ini disebabkan karena pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, dan karbon monoksida (CO) yang akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat (Kendal dan Hammen,1998).

           Dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari merokok tidak membuat perokok meninggalkan perilaku merokok. Terdapat seribu satu alasan bagi perokok untuk mempertahankan diri ketika ditanya alasan mengapa mereka tetap merokok meskipun mengetahui akibat yang ditimbulkan dari merokok. Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok, namun perilaku merokok bagi kehidupan manusia merupakan kegiatan yang “fenomenal”, artinya meskipun sudah mengetahui bahaya merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia perokok semakin bertambah muda (Komalasari dan Helmi, 2000).
Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, artinya perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor luar yang mempengaruhi individu adalah gaya hidup.

          Merokok merupakan factor resiko mayor untuk terjadinya penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke, dan juga memiliki hubungan kuat untuk terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) sehingga dengan berhenti merokok akan mengurangi resiko terjadinya serangan jantung. Merokok sigaret menaikan resiko serangan jantung sebanyak 2 sampai 3 kali. Sekitar 24% kematian akibat PJK pada laki-laki dan 11% pada perempuan disebabkan kebiasaan merokok. 

          Meskipun terdapat penurunan yang progresif proposi pada populasi yang merokok sejak tahun 1970-an, ternyata pada tahun 1969 sebesar 29% laki-laki dan 28% perempuan masih terbukti merokok. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah prevalensi kebiasaan merokok yang meningkat pada remaja, terutama pada remaja perempuan. Orang yang tidak merokok dan tinggal bersama perokok atau disebut dengan perokok pasif memiliki peningkatan resiko sebesar 20 – 30 % dibandingkan dengan orang yang tinggal dengan bukan perokok. Resiko terjadinya PJK akibat merokok berkaitan dengan dosis dimana orang yang merokok 20 batang rokok atau lebih dalam sehari memiliki resiko sebesar dua sampai tiga kali lebih tinggi dari pada populasi umum untuk mengalami kejadian PJK.

B.     Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.   Apakah efek yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok?
2.   Zat-zat apakah yang terkandung dalam rokok yang berbahaya?
3.   Apa yang dimaksud dengan jantung koroner dan gejalanya?
4.   Apakah kebiasaan merokok dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner?

C.     Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:
1.   Mengetahui efek dari merokok;
2.   Mengetahui zat-zat berbahaya dalam rokok;
3.   Mengetahui tentang jantung koroner dan gejalanya;
4.   Mengetahui kebiasaan merokok dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).

D.     Kegunaan Makalah
Kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.   Lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai bahaya merokok.
2.   Sebagai referensi dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa yang membutuhkan.

E.     Metode Penulisan
Penulis makalah menggunakan metode studi kepustakaan, artinya penulis dalam membuat makalah ini  berdasarkan sumber-sumber yang berhubungan dengan rokok dan penyakit jantung koroner diambil dari    buku-buku.


          BAB III
   PEMBAHASAN
A.   Tinjauan Teoritis
    Rokok adalah gulungan tembakau yang biasanya dihisap dari salah satu ujungnya, dan rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat memicu berbagai penyakit berbahaya akibat kebiasaan merokok yang dilakukan secara terus menerus. Rokok biasanya adiktif menimbulkan ketergantungan bagi penggunanya.

   Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 mm sampai 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Ningkelle, hal 12, 2009).

    Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukan dengan mudah kedalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru, serangan jantung dll (Ferdinan, hal 16, 2005).

     Rokok dapat menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi perokok, namun disisi lain ada pihak yang dirugikan, yaitu orang-orang yang berada dilingkungan perokok. Menurut Soetjiningsih (hal 18, 2004), merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat menimbulkan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi dirinya maupun bagi orang disekitarnya.

B.   Pembahasan
1.   Efek samping dari merokok terhadap kesehatan
   Merokok secara statistik berhubungan dengan gangguan psikiatrik. Anak-anak umur belasan dengan gangguan ini secara bermakna lebih mungkin mulai merokok dari pada teman sebayanya tanpa gangguan ini. Sebaliknya anak yang berumur belasan yang merokok lebih mungkin mengalami depresi lebih dini dibanding bukan perokok, ini menandakan adanya mata rantai atau kepekaan. Wanita hamil yang merokok akan meningkatkan resiko abortus spontan, BBLR (bayi lahir dengan berat badan kurang), SIDS (Suddent Infant Death Syndrome), dan dalam jangka waktu panjang mengenai masalah kognitif atau perilaku seperti gangguan pemusatan perhatian dengan atau tanpa hiperaktifitas. Sedangkan untuk laki-laki perokok hendaknya waspada terhadap impotensi dan transmisi kelainan genetic.

   Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau pada status kesehatan. Diketahui pula bahwa mengkonsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, leukemia, kanker lambung, kanker prankreas, kanker servix, dan penyakit lainnya.

   Namun demikan bukan hanya perokok saja yang beresiko mendapatkan penyakit-penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan perokok pasif, telah terbukti bahwa perokok pasif pun beresiko untuk terkena penyakit jantung, kanker paru, asma, dan penyakit paru lainnya.

   Pada perokok gangguan dengan kesehatan reproduksi pun dapat terjadi seperti gangguan haid, mudahnya untuk menopause (berhentinya haid), hingga gangguan sulit hamil. Selain itu, sebagaimana yang tertulis dengan jelas dalam setiap kemasan rokok, kebiasaan merokok dapat mengakibatkan timbulnya kecacatan pada janin.

   Para perokok tentunya sudah setiap kali membaca peringatan pemerintah di belakang kemasan rokok mereka bahwa “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kesehatan janin dan impotensi”. Meskipun demikian, mereka tetap saja mengacuhkan peringatan tersebut karena terlanjur menganggap rokok sebagai suatu kebutuhan. Kebutuhan akan merokok telah membuat mereka ketagihan harus segera dipenuhi, sedangkan resiko penyakit yang menyertainya akan dipikirkan kemudian.

   Rokok bagaikan pabrik kimia. Tar merupakan kumpulan dari ribuan macam bahan kimia, diantaranya CO (karbon monoksida), nitrogen oksida, sianida, hydrogen, ammonia, asetilen, benzaldehida, benzena, methanol,dan masih banyak zat-zat lain. Sebatang rokok mengandung   3-6% CO yang masuk kedalam peredaran darah akan mengurangi kemampuan hemoglobin darah untuk mengikat oksigen.

   Seseorang yang merokok selama bertahun-tahun akan tercemar darahnya oleh nikotin yang memalui pembuluh darah akan dibawa keseluruh tubuh, termasuk keorgan reproduksi. Racun nikotin akan berpengaruh terhadap spermatogenesis atau terjadinya pembelahan sperma para pria. Padahal pembelahan itu sangat kompleks, yang kemudian bisa menjadi gen dari si pemilik sperma. 

   Efek rokok tidak hanya mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma, tetapi juga menjadi faktor resiko disfungsi seksual. Gangguan seksual pada pria terdiri atas gangguan libido, ereksi, ejakulasi, dan gangguan orgasme. Gangguan difungsi ereksi (DE) khususnya terjadi pada perokok. Semakin berat gangguan DE, makin sulit pula pemulihannya. Cara pengobatan yang kini lazim dipakai adalah, pertama-tama menghentikan kebiasaan merokok. kemudian dicoba dengan arterialisasi atau semacam bedah by-pas dengan menambah pembuluh darah baru pada penis, diambil dari pembuluh darah  pada bagian lain tubuh. Keberhasilan pengobatan ini tidak mencapai 100%.

Efek yang ditimbulkan bagi kesehatan akibat merokok diantaranya:
1)  Rasa tidak enak dimulut
2)  Merokok berpengaruh terhadap penampilan diri
3)  Merangsang otak, dan mempunyai efek terhadap system mesolimbik yang menjadi penyebab ketagihan atau bersifat adiktif.
4)  Penyebab utama terjadinya kanker
5)  Penyebab stroke
6)  Penyebab terjadinya penyakit jantung koroner (PJK)
7)  Meningkatkan impotensi
8)  Memperburuk fungsi ginjal
9)  Kematian

Efek samping merokok juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan yang mengakibatkan kemandulan, kanker payudara, keguguran komplikasi selama kehamilan sampai dengan persalinan, dan penyakit lainnya.

Merokok juga dapat merusak sperma dan DNA-nya yang dapat menyebabkan keguguran dan cacat bawaan, memiliki resiko lebih tinggi menurunkan anak yang menderita kanker, mengurangi aliran darah ke penis yang dapat menyebabkan impotensi.

2.   Kandungan isi serta efek zat yang ada dalam rokok.
Dalam rokok ada dua asap yang dihasilkan oleh pembakaran diantaranya asap utama yaitu asap yang dihisap oleh si perokok, dan asap sampingan yaitu asap pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar ke udara. Asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui penyaringan yang cukup.

Dengan demikian, penghisap asap sampingan atau perokok pasif memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok. Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut menghisap asap sampingan pada perokok.

Oleh karena itu, dapat dipahami mengapa angka kejadian penyakit akibat rokok lebih tinggi pada perokok pasif dari pada perokok aktif. Dan bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.

Rokok mengandung 8 hingga 20mg nikotin. Setelah dibakar, sekitar 25% nikotin masuk kedalam peredaran darah, dan dengan waktu 15 detik sampai ke otak manusia. Rokok mengandung:
1)      Tar, mengandung 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen).
2)      Nikotin, karbon monoksida (CO), yaitu gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Gas ini menyebabkan oksigen berkurang di jaringan tubuh, karena CO lebih kuat mengikat hemoglobin darah disbanding oksigen, sehingga apabila kadar CO di dalam tubuh melebihi 60% maka dapat menyebabkan kematian.
3)      Heroin, Ampetamin yang bersifat merangsang otak, dan mempunyai efek terhadap mesolimbik yang menjadi penyebab ketagihan atau bersifat adiktif.
4)      Bahan radioaktif.
5)      Bahan-bahan beracun yang digunakan di dalam cat, pencuci lantai, kapur barus, racun serangga, racun semut putih,gas beracun, dan sebagainya.
6)      Zat yang seperti benzopyrene, yaitu sejenis polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang telah lama ditetapkan sebagai gen pencetus awal kejadian kanker.

3.   Jantung Koroner dan Gejalanya.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses arteosklerosis atau spasme atau kombinasi keduannya. Arteosklerosis yang terjadi karena timbunan kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh darah secara perlahan-lahan, hal ini sering ditandai dengan keluhan nyeri pada dada.

Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya proses arteosklerosis, yang diawali dengan penimbunan lemak pada lapisan-lapisan pembuluh darah tersebut. Proses arteosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak, tetapi baru manifest pada usia dewasa, usia pertengahan dan usia lanjut. Selain proses arteosklerosis ada juga proses lain, yakni spasme (penyempitan) pembuluh darah koroner tanpa adanya kelainan anatomis, yang secara tersendiri atau bersama-sama memberikan gejala iskemia pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi ketidak seimbangan antara kebutuhan danasupan oksigen inilah yang menyebabkan nyeri dada.

Gejala penyakit jantung pada seseorang kemungkinan terjadi iskemia miokard atau kekurangan oksigen pada otot jantung, terjadi pada laki-laki berusia 35 tahun dan perempuan berusia diatas 40 tahun, yang bukan disebabkan oleh trauma. Syndrome koroner akut ini biasanya berupa nyeri seperti tertekan benda berat, rasa tercekik, ditinju, ditikam, diremas, atau rasa seperti terbakar pada dada. Umunya rasa nyeri dirasakan dibelakang tulang dada disebelah kiri yang menyebar ke seluruh dada. Rasa nyeri dapat menjalar ke tengkuk,rahang, bahu, punggung dan lengan kiri. Keluhan lain dapat berupa rasa nyeri atau tidak nyaman di uluhati yang penyebabnya tidak dapat dijelaskan. Sebagian kasus disertai mual dan muntah, disertai sesak nafas, banyak keringat, bahkan kesadaran menurun. Tiga bentuk penyakit jantung ini adalah serangan jantung, angina pectoris, serta gangguan irama jantung. Gejala utama serangan jantung berupa nyeri terus menerus pada dada, lengan dan rahang, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. Nyeri timbul secara mendadak dan sangat sakit sehingga kerja jantung menjadi tidak efisien, akibat pasokan darah ke otot jantung berkurang. Kondisi ini sangat berbahaya karena jantung hanya dapat berfungsitanpa pasokan ini dalam waktu pendek, hanya sekitar 20 menit.

4.   Rokok dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner
Merokok merupakan faktor resiko mayor untuk terjadinya penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke, dan jga memiliki hubungan kuat untuk terjadinya PJK sehingga dengan berhentinya merokok akan mengurangi resiko terjadinya serangan jantung.

Merokok sigaret menaikan resiko serangan jantung sebanyak 2 sampai 3 kali. Sekitar 24% kematian akibat PJK pada laki-laki dan 11% pada perempuan disebabka kebiasaan merokok. meskipun terdapat penurunan yang progresip proporsi pada populasi yang merokok sejak tahun 1970-an, namun pada tahun 1996 sebesar 29% laki-laki dan 28% perempuan masih merokok. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah prevalensi kebiasaan merokok yang meningkat pada remaja, terutama pada remaja perempuan. Orang yang tidak merokok tinggal bersama perokok aktif atau disebut perokok fasif memiliki peningkatan resiko sebesar 20-30% dibandingkan dengan orang yang tinggal dengan yang bukan perokok.

Resiko terjadinya penyakit jantung koroner PJK akibat merokok berkaitan dengan dosis dimana orang yang merokok 20 batang rokok atau lebih dalam sehari memiliki resiko sebesar dua sampai tiga kali lebih tinggi dari pada populasi umum untuk mengalami kejadian PJK.
Peran rokok dalam patogenesis PJK merupakan hal yang kompleks, diantaranya:
a.   Timbulnya asteosklerosis (penyempitan pembuluh darah akibat timbunan kolesterol).
b.   Peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi (termasuk spasme atau penyempitan arteri koroner).
c.   Peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
d.   Provokasi aritmia jantung (terjadinya perubahan irama jantung).
e.   Peningkatan kebutuhan oksigen pada otot jantung (miokard).
f.    Penurunan kapasitas pengangkutan oksigen.
g.   Resiko terjadinya PJK akibat merokok turun menjadi 50% setelah satu tahun berhenti merokok dan menjadi normal setelah 4 tahun berhenti. Rokok juga merupakan faktor resiko utama dalam terjadinya penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan, kanker kandung kencing,dan penurunan kesegaran jasmani.

Manfaat penghentian kebiasaan merokok lebih sedikit kontroversinya dibandingkan dengan diet dan olahraga. Tiga penelitian secara acak tentang kebiasaan merokok telah dilakukan pada program prevensi primer dan membuktikan adanya penurunan kejadian vaskuler 7-47% pada golongan yang mampu menghentikan kebiasaan merokoknya dibandingkan dengan yang tidak. Oleh karena itu saran penghentian kebiasaan merokok merupakan komponen utama pada program rehabilitasi jantung koroner.

Merokok adalah salah satu faktor resiko mayor untuk timbulnya arteosklerosis yang dapat dimodifikasi. Merokok secara sinergis ditambah faktor-faktor resiko lain yang meningkatkan kejadian PJK. Interaksi sinergistik yang kuat timbul antara hiperkolesterolemia dan merokok dalam genesis infark miokard. Dua efek dari merokok yang berperan penting dalam perkembangan PJK adalah efek nikotin dan desaturasi hemoglobin oleh karbon monoksida (CO). Nikotin berperan penting untuk terjadinya arteosklerosis koroner dan thrombosis dengan mekanisme menaikan asam lemak bebas serta meningkatkan kelekatan dan agregasi trombosit melalui stimulasi katekolamin.

Kebiasaan merokok telah terbukti sebagai sebab terjadinya peningkatan morbiditas penyakit jantung koroner atau PJK dan juga mortalitas akibat penyakit jantung koroner atau PJK. Hasil penelitian sebelumnya tentang kebiasaan merokok dengan peningkatan insiden kematian penyakit jantung koroner atau PJK yang ditemukan oleh Kennel pada tahun 1981 menunjukan bahwa insiden infark miokardium dan kematian penyakit jantung koroner atau PJK meningkat progresif sesuai jumlah rokok yang dihisap. Perokok sigaret mempunyai insiden kematian mendadak karena penyakit jantung koroner atau PJK yang lebih tinggi dari pada bukan perokok dan insiden ini berlaku pula bagi wanita perokok. Lebih lanjut, perokok sigaret yang berhenti merokok mempunyai insiden lebih rendah dari pada yang kontinu merokok. penelitian autopsy juga mencatat hubungan antara merokok sigaret dengan adanya arteosklerosis koroner, bahkan pada pria tanpa riwayan penyakit jantung koroner atu PJK.


BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.   Simpulan
     Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)  Rokok bagaikan pabrik kimia. Tar merupakan kumpulan dari ribuan macam bahan kimia, diantaranya CO (karbon monoksida), nitrogen oksida, sianida, hydrogen, ammonia, asetilen, benzaldehida, benzena, methanol,dan masih banyak zat-zat lain. Sebatang rokok mengandung   3-6% CO yang masuk kedalam peredaran darah akan mengurangi kemampuan hemoglobin darah untuk mengikat oksigen.

2)  Nikotin, karbon monoksida (CO), yaitu gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Gas ini menyebabkan oksigen berkurang di jaringan tubuh, karena CO lebih kuat mengikat hemoglobin darah disbanding oksigen, sehingga apabila kadar CO di dalam tubuh melebihi 60% maka dapat menyebabkan kematian.

3)  Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses arteosklerosis atau spasme atau kombinasi keduannya. Arteosklerosis yang terjadi karena timbunan kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh darah secara perlahan-lahan, hal ini sering ditandai dengan keluhan nyeri pada dada. Gejala penyakit jantung pada seseorang kemungkinan terjadi iskemia miokard atau kekurangan oksigen pada otot jantung, terjadi pada laki-laki berusia 35 tahun dan perempuan berusia diatas 40 tahun, yang bukan disebabkan oleh trauma.

4)  Merokok adalah salah satu faktor resiko mayor untuk timbulnya arteosklerosis yang dapat dimodifikasi. Merokok secara sinergis ditambah faktor-faktor resiko lain yang meningkatkan kejadian PJK. Interaksi sinergistik yang kuat timbul antara hiperkolesterolemia dan merokok dalam genesis infark miokard. Dua efek dari merokok yang berperan penting dalam perkembangan PJK adalah efek nikotin dan desaturasi hemoglobin oleh karbon monoksida (CO). Nikotin berperan penting untuk terjadinya arteosklerosis koroner dan thrombosis dengan mekanisme menaikan asam lemak bebas serta meningkatkan kelekatan dan agregasi trombosit melalui stimulasi katekolamin.

5)  Kebiasaan merokok telah terbukti sebagai sebab terjadinya peningkatan mordibitas penyakit jantung koroner dan juga mortalitas akibat penyakit jantung koroner.

B.   Saran
            Untuk mencegah penyakit jantung koroner disarankan untuk tidak merokok dan berhenti merokok bagi perokok, sehingga insiden penyakit jantung koroner dapat ditekan. Selain itu juga lebih meningkatkan pengetahuan serta wawasan mengenai bahaya merokok, sehingga dapat mengetahui bahaya dari merokok.


DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, azwar. (2000). Kesehatan Reproduksi. Kongres Nasional IX: Jakarta
Darmojo, Bodhie. (1994). Kardiovaskuler. Bunga Rampai: Surabaya

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Perkembangannya. Sagung seto: Jakarta
Tag : EDUKASI
0 Komentar untuk "WASPADA JANTUNG KORONER PADA PEROKOK"

Back To Top