Laporan Praktikum Laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT
serta kepada jungjunan kita Nabi Muhammad saw. Yang mana atas ridhonya
saya dapat menyelesaikan hasil Laporan Praktikum Laboratorium Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Semakin berkembangnya dunia industri di dunia, telah
mendorong para pekerja untuk bekerja lebih giat sesuai dengan kebutuhan pasar.
Namun hal itu tidak jarang menyebabkan pekerja menjadi cidera. Dari cidera otot
sampai yang menghasilkan korban jiwa. Dengan terganggunya perkembangan manusia
sebagai salah satu modal utama pembangunan, maka negara-negara berkembang pada
saat itu mulai peduli tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan pekerja di
negaranya tersebut.
Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja
berawal dari OSH ( Occupational Safety and Health ) yaitu: sebuah ilmu disiplin yang peduli dan melindungi
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di tempat kerja.
Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa pekerja
mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya bagi kesehatan dan
keselamatan mereka, seperti bahan kimia beracun, bunyi berisik yang mengganggu,
gangguan mekanik, kepanasan atau kedinginan atau lingkungan yang kotor.
Sejak tahun 1950 ILO ( International Labour Organization ) dan WHO ( World Health Organization ) telah menetapkan definisi umum dari kesehatan kerja, yaitu:
Kesehatan kerja harus mencapai peningkatan dan perawatan paling tinggi di
bidang fisik, sosial sebagai seorang pekerja di bidang pekerjaan apapun;
pencegahan bagi setiap pekerja atas pengurangan kesehatan karena kondisi kerja
mereka, perlindungan bagi pekerja untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat
merugikan kesehatan mereka; penempatan dan perawatan bagi pekerja di lingkungan
kerja sesuai dengan kemapuan fisik dan psikologi dari pekerja dan meringkas
adaptasi dari setiap pekerja ke pekerjaannya masing-masing.
Tujuan awal dari pendirian standar keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja antara lain:
Moral (Seorang
pekerja seharusnya tidak mempunyai resiko terluka pada saat kerja atau yang
berhubungan dengan lingkungan kerja).
Ekonomi
(Dengan mengurangi biaya yang harus dibayar jika terjadi kecelakaan di tempat
kerja; seperti gaji, denda, kompensasi kerusakan, waktu investigasi, kurang
produksi, kehilangan semangat dari pekerja, pembeli atau pihak lainnya).
Legal (Mendorong
hukum agar menerapkan peraturan resmi agar dapat dipatuhi oleh banyak pihak).
Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
B. TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Setelah
mengikuti pelatihan, mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan tentang cara
dan metode pemantauan lingkungan kerja.
2. Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa
mampu mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran
kebisingan
b. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran penerangan
c. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran getaran
d. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran iklim kerja
e. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran bahan kimia
dan kadar debu
f. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran kelelahan
kerja
g. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran nilai
ambang dengar
h. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pengukuran kapasitas
fungsi paru
i.
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
cara, metode dan analisa hasil pemeriksaan phenol dalam urin
j.
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
cara, metode dan analisa hasil pemeriksaan kadar kreatinin dalam urin
k. Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang cara, metode dan analisa hasil pemeriksaan
cholinesterase dalam darah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KONDISI
LINGKUNGAN KERJA
1. Faktor
Fisik
yaitu
potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap
tenaga kerja yang terpapar,
a. Kebisingan
1) Pengertian
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki
dan mengganggu manusia. Berdasarkan
SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No:Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan
adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat
dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan, termasuk ternak, satwa dan sistem alam.
NAB adalah standar factor
tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu. Menurut surat keputusan mentri tenaga kerja No.Kep
51/MEN/1999 tentang NAB factor fisik ditempat kerja, NAB kebisingan yang
diperkenankan di Indonesia adalah 85 db (suma’mur 1996).
2) Dampak Kebisingan
Dampak kebisingan terhadap kesehatan
pekerja dijelaskan
sebagai berikut :
a) Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi
sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba.
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi,
konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
Bising dengan intensitas tinggi
dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat
merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan
menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas
disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ,
kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan
elektrolit.
b) Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa
rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila
kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik
berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
c) Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya
disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang
jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan
dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai
pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda
bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan
seseorang.
d) Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat
menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat
menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau
mual-mual.
e) Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada
kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli
progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman
dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan
terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi
apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan
tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan
kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi
yang biasanya digunakan untuk percakapan.
3)
Macam-Macam Gangguan Pendengaran
(ketulian),dapat dibagi atas :
a) Tuli
sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)
Diakibatkan
pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami
penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan
terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup,
daya dengarnya akan pulih kembali.
b) Tuli
Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS) Diakibatkan waktu paparan yang
lama (kronis).
c) Trauma Akustik
Trauma akustik
adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran
yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising
dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat
keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga,
merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
d) Prebycusis
Penurunan daya
dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang dialami hampir
semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar pada
nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya
dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
e) Tinitus
Tinitus
merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang
ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat
merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam
hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).
b. Pencahayaan
1) Pengertian pencahayaan
Menurut peraturan pemerintah (1999), penerangan
ditempat kerja adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksakan kegiatan secara efektif. Penerangan dapat berasal dai cahaya
alami dan buatan.
2) Jenis
pencahayaan
a) Pencahayaan
Alami
Pencahayaan
alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar
alamimempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh
kuman. Untukmendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela-jendela yang besar ataupundinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada
luas lantai.Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding
dengan penggunaan pencahayaanbuatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak
tetap, sumber alami menghasilkan panas terutamasaat siang hari.
b) Pencahayaan
Buatan
Pencahayaan
buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami.Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan
sulit dicapai
oleh pencahayaan alami atausaat pencahayaan alami tidak mencukupi
3)
Dampak terhadap
kesehatan pekerjaan
a)
Akibat
Tingkat pencahayaan berlebihan :
(1)
Kesilauan
(2)
Kelelahan,
iritasi mata
(3)
Ketidaknyamanan
b)
Akibat
Tingkat pencahayaan kurang :
(1)
Gangguan pada mata, kerusakan mata,
kelelahan mata (mata dipaksa berakomodasi)
(2)
Sakit
kepala, pegal sekitar mata, iritasi mata (berair, penglihatan ganda)
(3)
Menurunkan ketajaman penglihatan,
kepekaan kontras dan kecepatan persepsi
(4)
Menimbulkan
terjadinya kecelakaan
(5)
Memperpanjang
waktu kerja
c.
Getaran
1)
Pengertian
Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di
sekitar titik keseimbangan di mana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya
energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak
bolak-balik penuh. Berdasar Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996Penyebab getaran dibedakan dalam 2
jenis yaitu: Getaran mekanik (getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia) dan Getaran seismik (getaran tanah yang disebabkan
oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia).
2)
Pengaruh
getaran terhadap tenaga kerja
a.
Gangguan
kenikmatan dalam bekerja
b.
Mempercepat
terjadinya kelelahan
c.
Gangguan
kesehatan
Getaran seluruh badan dapat memicu
terjadinya:
a.
Penglihatan
kabur, sakit kepala, gemetaran
b.
Kerusakan
organ pada bagian dalam
Getaran pada tangan dan lengan dapat
mengakibatkan :
a.
Sakit
kepala, sakit pada persendian, dan otot lengan
b.
Indra
perasa pada jari-jari menurun fungsinya
c.
Terbentuk
noda putih pada punggung jari atau telapak tangan
d. Iklim
Cuaca
1) Pengertian
Menurut Suma’mur PK (1996: 84) iklim kerja adalah
kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan
gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut bila
dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat disebut
dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu
lingkungan kerja adalah perpaduan antara suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas
metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang.
kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan
gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut bila
dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat disebut
dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu
lingkungan kerja adalah perpaduan antara suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas
metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang.
.Suhu Kering (Dry bulb temperature) adalah suhu
yang
ditunjukkan oleh termometer suhu kering. Suhu basah alami
(Natural Wet bulb temperature) adalah suhu yang ditunjukkan
termomoter suhu basah. Suhu bola (Globe Temperature) adalah
suhu yang ditunjukkan oleh temperatur bola. (Hiperkes, 2005)
Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem pengatur suhu (Thermoregulatory
system). Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara
panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27derajat Celsius (Sritomo Wigjosoebrata, 2003).
ditunjukkan oleh termometer suhu kering. Suhu basah alami
(Natural Wet bulb temperature) adalah suhu yang ditunjukkan
termomoter suhu basah. Suhu bola (Globe Temperature) adalah
suhu yang ditunjukkan oleh temperatur bola. (Hiperkes, 2005)
Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem pengatur suhu (Thermoregulatory
system). Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara
panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27derajat Celsius (Sritomo Wigjosoebrata, 2003).
2)
Efek
terhadap tenaga kerja
a) Kejang Panas ( Heat Cramps )
Dapat terjadi sebagai kelainan
sendiri atau bersama-sama kelelahan panas. Kejang otot timbul secara mendadak,
terjadi setempat atau menyeluruh, terutama pada otot ekstremitas dan abdomen.
Penyebab utamanya adalah defisiensi garam. Kejang otot yang berat dalam udara
panas menyebabkan keringat diproduksi banyak, bersama dengan keluarnya
keringat, hilamg sejumlah air dan garam. Gejalanya adalah gelisah,
kadang-kadang berteriak kesakitan, suhu tubuh dapat normal atau sedikit
meninggi.
b) Kelelahan Panas ( Heat Exhaustion )
Kelelahan panas timbul akibat kolaps
sirkulasi darah perifer karena dehidrasi dan defisiensi garam. Dalam usaha
menurunkan panas, aliran darah ke perifer bertambah, yang mengakibatkan pula
produksi keringat bertambah. Penimbunan darah perifer menyebabkan darah yang
dipompa dari jantung ke organ-organ lain tidak cukup sehingga terjadi
gangguan.
Gejalanya : kulit pucat, dingin,
basah dan berkeringat banyak, merasa lemah, sakit kepala, pusing, vertigo,
badan terasa panas, sesak nafas, palpitasi dan lain-lain.
c) Sengatan Panas ( Heat Stroke, Heat
Pyrexia, Sun Stroke )
Jarang terjadi di industri, namun
bila terjadi sangat hebat, biasanya yang terkena laki-laki yang pekerjaannya
berat dan belum beraklimatisasi.
Gejala yang terpenting adalah suhu
badan yang naik sedangkan kulit kering dan panas.
2. Faktor kimia
Adalah potensi
bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses
produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga
kerja :
a.
Bahan
kimia
Bahan kimia adalah segala bentuk zat
kimia baik berupa zat tunggal maupun campuran yang dapat berakibat buruk bagi
kesehatan dan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari
zat kimia berbahaya dibagi dalam dua kategori yaitu :
1)
Dampak
secara fisik
Reaksi hebat yang terjadi
dari bahan-bahan kimia yang
berbahaya dapat menimbulkan
ledakan maupun kebakaran,sehingga menimbulkan dampak negatife bagi tubuh.
2)
Dampak
bagi kesehatan:
Apabila terjadi kontak antara tubuh
dengan zat kimia berbahaya Seperti ditelan,disentuh,mupun dihirup maka akan
menimbulkn dampak yang buruk bagi kesehatan.
Efek yang dapat ditimbulkan dapat
berupa iritsi,aleri,gangguan system reproduksi,hingga dapat juga menyebabkan
kanker.
b.
Kadar
debu
Debu adalah partikel-partikel padat yang
disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis Seperti pengolahan,
pemecahan, penghancuran, penglembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan
lain-lain dari bahan-bahan baik organic maupun anorganik. Debu merupakan
salahsatu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang diudara (suspended
particulate matter) dengan ukuran 1 micron sampai dengan 500 mikron.
Secara garis besar debu dapat dibagi
atas tiga macam :
1)
Debu
organic, debu yang berasal dari mahluk hidup
2)
Debu
biologis, debu yang berasal dari virus atau bakteri
3)
Debu
mineral, merupakan senyawa kompleks Seperti arang batu
4)
Debu
metal, debu yang didalamnya terkandung unsure logam
a.
Dampak
dari debu
1)
Ganguan
aestetik dan fisik, Seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna
bangunan.
2)
Merusak
kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori-pori tumbuhan.
3)
Merubah
iklim global regional maupun internasional
4)
Menganggu
kesehatan manusia Seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan
pernapasan, dan kangker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat
tergantung pada solubity (mudah larut, komposisi kimia, konsentrasi debu, dan
ukuran partikel debu).
B.
KESEHATAN
KERJA
1.
Kadar
phenol
Phenolata asam karbolat atau
benzenol adalah zat Kristal tak berwarna yang memiliki bau khas rumus kimianya
adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki guus hidroksil
(-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata phenol juga merujuk pada
beberapa zat yang memiliki cincin aromatic yang berikatan dengan gugus
hidroksil. Phenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3gram/100ml.
phenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat melrpaskan ion H+
dari gugus hidroksilnya. Peneluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O-
yang dapat dilarutkan dalam air.
Disbanding dengan alkohol apatik
lainnya phenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan
phenol dengan NaOH, dimana phenol dapat melepaskan H+. pada kedaan yang sama, alcohol
alipatik lainnya tidak dapat bereaksi Seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan
kelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sisitem aromatic
yang mendelokalisasi beban negative melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya.
Phenol didapatkan melalui oksidasi
sebagian pada benzene atau asam benzoat dengan proses raschige. Phenol juga
dapat diperoleh sebagai asil dari oksidasi batu bara. Phenol merupakan kompnen
utama pada antiseptic dagang triklorophenol atau dikenak sebagat TCP. Phenol
juga merupakan bagian dari komposisi beberapa anaestetika oral, misalnya
semproyan kloraseptik. Phenol juga erfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian
dai produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dll). Phenol yang terkonsentrasi
dapat mengkibatkan pembakaran kimiaw pada kulit yang terbuka.
2.
Keratin
3.
Cholinesterase
Pemeriksaan cholinesterase (CHE)
merupakaan pengukuraan kadar che dalam darah che adalah emzim esterase non
sfesifik yang disintesis oleh hati. Pemeriksaan ini di lakukan untuk
mengevaluasi enzim fungsi hati.
Manfaat pemeriksaan :
a.
penurunaan
che menunjukan kondisi penyakit hepatoselular. Menurunnya sintesis oleh sel
hati dan buruknya nutrisi, dan mendeteksi hepatotoksik krena bahan kimia
b.
Identifikasi
paparan oleh karena organoposfat atau insektisida karbamat.
4.
Audiometri
Adalah pemeriksaan untuk menentukan
jenis dan derajat ketulian (gangguan dengar).
Dengan pemeriksaan ini dapat
ditentukan jenis ketulian apakah:
a.
Tuli
konduktif
b.
Tuli
saraf (sensorineural)
Audiometer adalah peralatan elektronik untuk menguji
pedengaran. Audimoter diperlukan untuk mengukur ketajaman pendengaran:
a. Digunakan untuk mengukur ambang pendengaran
b. Mengindikasikan kehilangan
pendengaran
c. Pembacaan dapat dilakukan secara
manual atau otomatis
5.
Spirometri
Spirometri adalah pemeriksaan yang
di lakukan untuk megukur secara objektif kafasitas atau pungsi paru (ventilasi)
pada pasien dengan indikasi medis.prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan
perubahan volume udara dalam paru-paru. Selama pernafasan yang di paksakan atau
disbebut forced volume capacity (FVC). Prosedur yang paling umum digunakan
adalah subjek menarik nafas secara maksimal dan menghembuskannya secepat dan
selengkap mungkin. Nilai FVC dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai
prediksi berdasarkn usia,tinggi badan dan jenis kelamin.
spirometri dapat dilakukan dam bentuk socialfital capacity (FVC). Pada fvc diminta bernafas secara normal secara tiga kali.
6.
Pemeriksaan
kadar hemoglobin
Hemoglobin
adalah metaloproptein (protein yang mengandung zat besi) didalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
dan mengantarkannya ke seluruh tubuh.
Methode pemeriksaan : mission Hb
Test Strip.
BAB III
METODE PRAKTEK
A. ALAT DAN BAHAN
1.
Pengukuran
Kebisingan
a.
Alat
Alat yang digunakan untuk
mengukur kebisingan adalah Sound Level Meter dengan satuan dB
b.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk
pengukuran kebisingan adalah dengan menyiapkan lembar data untuk diisi hasil
pengukuran di lapangan.
2.
Pengukuran
Penerangan
a.
Alat
Alat yang digunakan untuk
mengukur penerangan adalah Lux Meter, merk Hagner buatan Sweden, tipe EC 1
dengan satuan lux
b.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk
pengukuran pencahayaan adalah lembar data untuk diisi hasil pengukuran di
lapangan.
3.
Pengukuran
Getaran
a.
Alat
Alat yang digunakan untuk
pengukuran getaran adalahVibration Meter, merk Lutron, type VB-8213, nomor seri
Q803988 dengan satuan m/s2
b.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk
pengukuran getaran adalah lembar data untuk diisi hasil pengukuran di lapangan.
4.
Pengukuran
Iklim Kerja
a.
Alat
Alat yang digunakan untuk
mengukur iklim kerja adalah Quesstemp, merk Quess Technologies, buatan Amerika,
type 36 dengan satuan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB).
b.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk
pengukuran iklim kerja adalah lembar data untuk diisi hasil pengukuran di
lapangan
5.
Pengukuran
Bahan Kimia dan Kadar Debu
a.
pengukuran
kadar debu (High Volume Sampler)
Alat
|
Bahan
|
1)
High
volume sampler
2)
Gilibrator
3)
Filter
2 buah
4)
Filter
holder
5)
Tiang
statis
6)
Ohauss
7)
Petri
disk
8)
Exicator
9)
Selang
|
1)
Debu
2)
Blanko
3)
NO2
|
b.
pengukuran
kadar debu (Personal Dust Sampler)
Alat dan Bahan
1)
Exicator
2)
Timbangan
analitik
3)
Personal
dust sampler
4)
Kertas
filter
5)
Silica
gel.
6.
Pemeriksaan
kadar hemoglobin
a.
Alat
-
Mission
test Hb
-
Test
strip whole blood
-
Alcohol
swabs
-
Blood
lancet
-
Auto
micro pipet
b.
Bahan
-
Darah
tepi 10 µl
B.
CARA
PENGUKURAN
1.
Pengukuran
kebisingan
a.
Pilih
selector pada posisi :
-
Fast
: untuk jenis kebisingan continue
-
Slow
: untuk jenis kebisingan implusif/terputus-putus
b.
Pilih
selector range intensitas kebisingan
c.
Tentukan
lokasi pengukuran
d.
Setiap
lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama satu sampai dua menit, dengan enam
kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukan pada monitor
e.
Catat
hasil pengukuran,dan hitung rata-rata kebisingan sesaat.
2.
Pengukuran
penerangan
a.
Peneragan
umum
-
Bagi
ruang kerja menjadi beberapa titik pengukuran dengan jarak antar titik sekitar
satu meter
-
Lakukan
pengukuran dengan tinggi lux meter kurang lebih 85 cm diatas lantai, dan posisi
poto sel horizontal dg lantai
-
Catat
hasil pengukuran
b.
Pengukuran
peerangan local
-
pengukuran
dilakukan pada objek kerja
-
Bagi
objek kerja menjadi beberapa titik ukur ( sejangkauan tangan)
-
Pengukuran
dilakukan dg meletakan lux meter di objek kerja
-
Catat
data yang diperoleh pada lembar data.
3.
Pengukuran
getaran
a.
Lakukan
kalibrasi alat
b.
Letakan
alat pada badan mesin yang bergetar atau pada bagian mesin yang langsung
berhubungan dengan anggota tubuh operator
c.
Catat
hasil pengukuran pada lembar data.
4.
Pengukuran iklim
a.
Thermometer suhu kering
-
Paparan thermometer suhu kering pada
lingkungan yang akan diukur, kurang lebih 30 sampai 60 menit
-
Air raksa pada kolom dibaca sebagai
suhu kering
b.
Thermometer basah alami
-
Basahi kain katun yang membalut
dinding thermometer, tempatkan dalam erlendmeyer yang berisi 125 ml dengan
jarak antara bibir erlendmeyer dg ujung bawah thermometer kira-kira 2,5 cm
-
Paparan thermometer dilingkungan
yang akan diukur kira-kira 30-60 menit. Baca air raksa pada kolom sebagai suhu
basah alami.
5.
Pengukuran
Bahan Kimia dan Kadar Debu
a.
Pengukuran
kadar debu (High Volume Sampler)
-
HVS
disetel pada kecepatan 20 I/ menit dan dikaliberasi pada giliberator, kemudian
dicatat hasilnya (v1)
-
Filter
untuk diuji debu dan control / blangko masing-masing ditimbang pada ohauss dan
dicatat hasilnya (w1 dan b1)
-
Filter
untuk uji debu dimasukan dalam filter holder kemudian dipasang pada tiang
statis. Filter holder ini dihubungkan dengan HVS melalui selang dan diletakan
pada tempat yang diperiksa. Sedangkan filter untuk blangko diletakan
didekatnya. Pengukuran dilakukan selama 60 menit (idealnya 2 jam)
-
HVS
dikaliberasi lagi pada giliberator pada kecepatan 20/menit, dicatat hasilnya
(v2)
-
Filter
untuk uji debu dan blangko dimasukan pada eksikator selama 15 menit agar sesuai
dengan suhu kamar
-
Masing-masing
filter ditimbang dengan ohauss (w2 dan b2)
b.
Pengukuran
kadar debu (Personal Dust Sampler)
1)
Exicator
-
Bagian
bawah exicator diberi silikat gel yang berfungsi untuk menyerap kandungan air
yang terdapat dalam filter
-
Exicator
dibuka, tempatkan filter pada posisinya
-
Tutup
rapat, simpan selama 24 jam
-
Filter
diambil, ditimbang dengan timbangan analitik degan satuan gram
2)
Timbangan
analitik
-
Sambungkan
alat dengan arus listrik
-
Tekan
tombol on/off sampai muncul angka 8888,
tunggu sampai berubah angka nol
-
Masukan
filter kedalam timbangan
-
Berat
filter dicatat dalam gram
-
Filter
dimbil, matikan alat
-
Filter
siap untuk pengukuran kadar debu lingkungan kerja
3)
Personal
dust sampler
-
Pasang
filter pada alat
-
Alat
di on kan
-
Flow
meter pada posisi 2,5 lt/ menit (diatur dengan flow adjustment)
-
Pasang
filter holder pada kerah baju tenaga kerja
-
Kotaknya
diikatkan pada pinggang tenaga kerja
-
Tunggu
sampai waktu hisap yang ditentukan.
6.
Pengukuran
pemeriksaan kdar haemoglobin
a.
Siapkan
alat mission Hb Test
b.
Tekan
tobol on
c.
Pasang
strip tes Hb
d.
Bersihkan
jari dengan alcohol swabs
e.
Ambil
contoh darah sebanyak 10 µ1
f.
Pindahkan
contoh darah pada test strip Hb
g.
Baca
hasil test pada layar monitor
Reference
nilai normal :
Pria :
13,0 – 17,0 g/Dl
Wanita : 12,0 – 15,0 g/dL
BAB IV
HASIL DAN EVALUASI
A.
HASIL
1.
Pencahayaan
DATA PENGUKURAN PENERANGAN
Nama Perusahaan : Ruang Kuliah FIK
UNSIL
Tanggal : 7 desember
2013
Alamat : Jl.
Siliwangi
Nama Alat : Lux Meter
Merk/ buatan :
Model/ type :
No Seri :
No.
|
Lokasi/Kode
Lokasi
|
Intensitas
Penerangan (Lux)
|
Keterangan
|
|||
Umum
|
Lokal
|
|||||
Data
Lapangan
|
Hasil
Akhir
|
Data
Lapangan
|
Hasil
Akhir
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1.
|
Ruang B. 16 FIK UNSIL
|
112
|
||||
109
|
||||||
224
|
||||||
340
|
||||||
Rata-rata
|
196,25
|
|||||
2.
|
Meja alat praktikum
|
245
|
||||
300
|
||||||
396
|
||||||
223
|
||||||
255
|
||||||
Rata-rata
|
283,8
|
Skema Ruangan B 16 (Pengukuran Umum)
Pintu
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
Gorden (Sumber
Cahaya Alami)
|
Lampu Neon
|
Lampu Neon
|
||||
Papan Tulis
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
|
Proyektor
|
Lampu Neon
|
Lampu Neon
|
|||
Keterangan X: Pengukuran
Skema Meja Alat Praktikum (Pengukuran Lokal)
Sumber Cahaya
Alami (Gorden)
|
|||||
X5
|
X4
|
||||
X1
|
X2
|
X3
|
|||
Keterangan X : Pengukuran
2.
Kapasitas Fungsi Paru
DATA PENGUKURAN KAPASITAS
FUNGSI PARU
PULMONARY FUNCTION TEST
Nama : Nopiyanti (P)
Umur : 21 thn TB: 160 cm BB: 55 kg
Fuction Unit MEAS PRED % PR
FVC
L
: 312 300 104
Fuction Unit MEAS PRED % PR
FEV1 L : 252 269 93
INTERPRETATION (DIAG)
Nama : Luthfi Ramadhan (L)
Umur : 20 thn TB: 175 cm BB: 55 kg
Fuction Unit MEAS PRED % PR
FVC
L
: 364 412 88
Fuction Unit MEAS PRED % PR
FEV1 L : 360 366 98
INTERPRETATION (DIAG)
3.
Iklim Kerja
DATA PENGUKURAN IKLIM KERJA
Nama Perusahaan : Ruang B.16 FIK
UNSIL
Tanggal : 7 desember 2013
Alamat : Jl.
Siliwangi
Nama alat : Questamp
Merk/ buatan :
Model/ type :
No seri :
B.
ACUAN EVALUASI
DAN NILAI AMBANG BATAS
C.
PENGENDALIAN
YANG DISARANKAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kebisingan
NAB
kebisingan adalah 85 dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila
bekerja 8 jam per hari atau 40 jam per minggu. Berdasarkan hasil pegukuran
kebisingan dua lokasi ada 1 lokasi yang melebihi NAB karena dilokasi tersebut
sedang melangsungkan kegiatan P2KM sehingga dilokasi tersebut menimbulkan
kebisingan. Disarankan dilokasi tersebut menggunakan alat peredam suara.
2.
Pencahayaan
Berdasarkan
hasil pengukuran penerangan diperoleh intensitas penerangan umum dengan
rata-rata 81,04 lux dan penerangan local pada meja kerja 119 lux. Berdsarlkan
peraturan mentri no.7 tahun1964 nilai intensitas penerangan umum dan local di
kelas B16 memenuhi standar minimum yang dianjurkan.
3. Getaran
Berdasarkan
hasil pengukuran getaran, Data hasil lapangan 7,7m/s masih dibawah NAB
4.
Iklim kerja
Berdasarkan
hasil pengukuran ISBB dibalai k3 didapatkan 10,690C nilai ini masih
diambang batas.
5.
Bahan Kimia dan Debu
Berdasarkan
Hasil pengukuran dari kadar debu di
dapatkan 70 µl dan kadar kimia NO2
didapatkan 23,6.
6.
Kapsitas Fungsi Paru
Berdasarkan
hasil pengukran kapasitas paru pada responden pertama di dapatkan hasil FVC= 96
% dan FEV= 88%, pada responden kedua di daptkan hasil FVC= 99% dan FEV= 99%.
Kedua responden tersebut memiliki kapasitas fungsi paru Normal.
7.
Kelelahan Kerja
Berdasarkan
pengukuran yang telah dilakukan responden pertama tidak mengalami kelelahan
karena rata-rata kecepatan reaksi rangsang cahaya dan suara di dapatkan 201,7
ml/s masih dibawah nilai ambang batas, sedangkan pada responden kedua mengalami
kelelahan karena rata-rata kecepatan reaksi rangsang cahaya dan suara di
dapatkan 271,9 ml/s diatas NAB.
8.
Nilai Ambang Dengar
Berdasarkan
hasil pengukuran yang telah dilakukan mempunyai nilai rata-rata untuk telinga kanan 14,28 Db
dan untuk telinga kiri 12,85. Kondisi ini menyatakan kondisi Normal.
9.
Kadar phenol dalam urin
Hasil
pengukuran phenol pada urin dua probandus menunjukan bahwa kadar phenol urin
masih Normal dibawah NAB yaitu 23,05 ml/mg
kreatin dan 10,15 ml/mg keratin.
10.
Cholinestrase
dalam darah
Tidak di dapatkan hasil,
kemugkinan adanya kesalahan pada reagen
tetapi praktikum tetap dilakukan.
11. Kadar Hb dalam darah
Berdasarkan hasil pengukuran kadar Hb pada darah
dari ketiga responden didapatkan hasil Normal karena tidak melebihi 12,00 µl.
Tag :
EDUKASI
0 Komentar untuk "Contoh Laporan Praktikum Laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)."