Pemeriksaan Kehamilan Trimester
Pertama
Selama masa kehamilan anda, anda akan mendapatkan perawatan secara teratur, baik melalui bagian kebidanan di rumah sakit, dokter umum anda sendiri, atau bidan. Semua ini untuk memastikan bahwa anda dan bayi anda dalam keadaan sehat dan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat masalah berkenaan dengan kandungan anda. Inilah waktunya mendapatkan jawaban bagi segala macam pertanyaan atau kekhawatiran dan mendiskusikan rencana bagi kelahiran bayi anda.
Kunjungan pertama
Mayoritas wanita mendapatkan pemeriksaan pra-kelahiran mereka yang pertama dan terlama pada usia kehamilan sekitar 8 hingga 12 minggu. Semakin awal anda melakukan pemeriksaan, semakin baik. Anda harus meluangkan banyak waktu untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan, bahkan anda mungkin akan ditawari untuk menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) oleh dokter.
Pertanyaan yang mungkin diajukan pada anda Anda mungkin akan ditanyai banyak hal mengenai kesehatan dan sejarah keluarga anda, seperti:
* Penyakit yang anda erita (sebagai contoh, apakah anda sedang menjalani pengobatan terhadap penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi).
* Operasi yang pernah anda jalani
* Apakah pernah terjadi komplikasi dalam kehamilan sebelumnya seperti keguguran, kelahiran prematur, atau pre-eklampsia?
* Jika anda pernah melahirkan bayi abnormal, sebagai contoh spina bifida ?
* Apakah ada riwayat keluarga mengenai penyakit keturunan seperti talasemia atau fibrosis kistik?
* Apakah ada yang kembar dalam keluarga anda. Etnis anda, karena beberapa kondisi turunan tertentu yang memerlukan perhatian pada masa-masa awal kehamilan umum ditemui pada beberapa kelompok etnis tertentu.
Bidan atau dokter ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir anda, untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan. Anda sendiri mungkin ingin mengajukan banyak pertanyaan. Ini merupakan kesempatan yang tepat, dan akan lebih bagus bila anda menuliskan lebih dahulu apa yang ingin anda tanyakan.
Pemeriksaan
Selama kunjungan anda, akan ada pemeriksaan sebagai berikut:
* Berat – berat badan anda akan ditimbang. Mayoritas wanita bertambah berat badannya sebesar 10-12,5 kg selama kehamilan, kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20.
* Tinggi – tinggi anda akan diukur pada kunjungan pertama karena tinggi anda merupakan gambaran kasar mengenai ukuran luas panggul anda.
* Pemeriksaan fisik menyeluruh – dokter akan mengecek jantung dan paru-paru anda dan memastikan bahwa secara umum anda berada dalam keadaan sehat.
* Air seni – anda akan diminta menyerahkan contoh air seni anda setiap kali mengadakan kunjungan. Contoh air seni ini akan digunakan untuk mencek beberapa hal termasuk :
* Gula – sebagian wanita menderita sejenis diabetes selama masa kehamilan yang dikenal sebagai ‘diabetes gestasional’ yang biasanya dapat dikontrol lewat perubahan diet dan, kemungkinan, insulin. Kondisi ini biasanya hilang begitu sang bayi lahir, Protein, atau ‘albumin’ dalam air seni anda dapat menunjukkan apakah ada infeksi yang memerlukan perawatan. Kadar protein juga dapat menjadi pertanda hipertensi (tekanan darah tinggi) akibat kehamilan.
* Tekanan darah – tekanan darah anda akan diukur setiap kali kunjungan. Kenaikan tekanan darah pada akhir-akhir masa kehamilan dapat menjadi pertanda pre-eklampsia.
Tes darah
Anda akan ditawari untuk melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa : Golongan darah anda
* Apakah darah anda mempunyai rhesus negatif atau positif – sebagian kecil ibu memiliki rhesus negatif. Sebagian ibu yang rhesus negatif akan memerlukan suntikan setelahkelahiran bayi pertama mereka untuk melindungi bayi berikutnya dari anemia.
* Apakah anda penderita anemia – jika anda penderita anemia, anda mungkin akan diberi tablet besi dan asam folat.
* Daya tahan tubuh anda terhadap rubela (campak Jerman) – jika anda mendapat rubela di awal-awal masa kehamilan, penyakit ini dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi bayi dalam kandungan anda.
* Sifilis – deteksi dan perawatan sedini mungkin bagi wanita penderita penyakit yang ditularkan lewat hubungan seks ini merupakan sesuatu yang vital.
* Hepatitis B – ini merupakan virus yang menyebabkan penyakit hati dan dapat menular pada bayi. Sang bayi dapat diimunisasi pada saat lahir untuk mencegah penularan.
Tes Khusus
Sejumlah tes mungkin akan ditawarkan pada kunjungan pertama anda. Bicarakan alasan tes tersebut dengan bidan atau dokter anda sehingga anda dapat menentukan pilihan apakah harus melakukan tes tersebut atau tidak berdasarkan informasilengkap.
Mintalah dokter atau bidan anda menerangkan hasil tes tersebut jika anda memutuskan untuk menjalaninya.
* Tes darah HIV – HIV merupakan virus yang berpendapat bahwa anda berada dalam risiko mendapat HIV, mintalah pada dokter atau bidan anda kesempatan untuk membahas tes HIV dan konseling. Jika anda positif mengidap HIV, anda bisa berkonsultasi dengan organisasi yang berhubungan dengan wanita dan HIV serta AIDS.
* Penyakit anemia sel sabit dan talasemia – penyakit sel sabit merupakan sebuah kondisi darah yang terutama menyerang orang-orang Afrika dan India Barat serta, lebih jarang, orang-orang India, Timur Tengah, dan Mediterania. Talasemia, sebuah kondisi darah lainnya, terutama menyerang orang-orang Mediterania dan Asia.
* Pemeriksaan dalam – kadang-kadang, dokter menganggap perlu untukmelakukan pemeriksaan dalam.
* Apusan mulut rahim – anda akan ditawari sebuah tes apusan mulut rahim sekarang jika anda belum pernah melakukannya dalam tiga tahun terakhir. Tes ini mendeteksi perubahan awal pada bagian mulut rahim yang bisa menjadi kanker di kemudian hari jika tidak dirawat.
* Herpes – jika anda, atau pasangan anda, pernah menderita herpes pada organ reproduksi, atau anda mendapat serangan pertama selama masa kehamilan, beritahu dokter atau bidan anda. Hal ini penting karena herpes dapat berbahaya bagi bayi yang baru dilahirkan yang mungkin memerlukan perawatan khusus
Kunjungan berikutnya
Setelah kunjungan pra-kelahiran pertama anda, pengecekan biasanya dilakukan setiap 4 minggu selama 28 minggu, tiap 2 minggu selama 36 minggu, dan setiap minggu hingga sang bayi lahir. Air seni dan tekanan darah anda, dan seringkali berat anda, akan dicek. Perut anda akan diraba untuk mencek posisi serta pertumbuhan bayi. Dan dokter atau bidan anda akan mendengarkan detak jantung janin anda.
Latar Belakang dan Masalah
Masalah
kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan
kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Perhatian terhadap ibu
dalam sebuah keluarga perlu mendapat perhatian khusus karena Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di antara negara-negara
Association South East Asian Nation (ASEAN). Dimana AKI saat melahirkan tahun 2005 tercatat 307 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup
(Azrul Azwar, 2005).
Menurut
Survei Penduduk (SP) dan Survei Sosial Tingkat Nasional (Susenas) tahun 2000
dalam profil dinas kesehatan (Dinkes) Propinsi Lampung 2005, AKI di Propinsi
Lampung sebesar lebih dari 307 kasus per 100.000 kelahiran hidup. Untuk tahun
berikutnya AKI di Propinsi Lampung mengalami penurunan, yakni sebesar 53 kasus
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003 dan 88 kasus per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2004 dan 2005. Di Propinsi Lampung, khususnya Kabupaten
Lampung Selatan merupakan kabupaten dengan jumlah AKI terbanyak yaitu 147 kasus
per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Kota Bandar Lampung menempati peringkat
ke-4 dengan jumlah 85 kasus per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi
Lampung, 2005).
Upaya
menurunkan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe
Motherhood”, dimana salah satunya yaitu akses terhadap pelayanan
pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu ditingkatkan terus. Pemeriksaan
kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi
dapat menurunkan angka kematian ibu. Petugas kesehatan seyogyanya dapat
mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan usia, paritas,
riwayat kehamilan yang buruk, dan perdarahan selama kehamilan. Kematian ibu
juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori penyebab mendasar,
seperti taraf pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil yang masih rendah,
serta melewati pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan melihat angka kunjungan
pemeriksaan kehamilan (K4) yang masih kurang dari standar acuan nasional
(Prawirohardjo, 2002).
Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan
kesehatan minimal di bidang kesehatan di kabupaten atau kota khususnya
pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 : berupa cakupan
kunjungan ibu hamil K1 dan K4. K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan. Cakupan Kl di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan
antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum
cukup aktif. Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu
ditingkatkan. Sedangkan K4 : Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal 1 kali kontak pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester
ketiga. Cakupan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam
kurun waktu satu tahun) menunjukkan kualitas pelayanan antenatal yang belum
memadai . Rendahnya K4 menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan
menangani risiko tinggi obstetric.
Dari studi
pendahuluan berdasarkan profil kesehatan Propinsi Lampung tahun 2005 didapatkan
pencapaian cakupan K4 untuk Propinsi Lampung sebesar 83 %, sedangkan targetnya
86 %, untuk Kota Bandar Lampung pencapaian cakupan K4 sebesar 82 % dan
targetnya sebesar 78 %, dan pencapaian cakupan untuk Puskesmas Kedaton K4
sebesar 84 % dengan target K4 sebesar 90
%. Dengan demikian target untuk cakupan K4 di Puskesmas Kedaton masih belum
tercapai (Dinkes Propinsi Lampung dan Dinkes Kota Bandar Lampung, 2005).
Belum
tercapainya target K4, salah satunya disebabkan karena pemahaman tentang
pedoman Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) khususnya kunjungan pemeriksaan kehamilan
masih kurang, sehingga masih ditemukan ibu hamil yang belum mengetahui
pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur.
Kunjungan
pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku. Menurut Lawrence
Green, faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku ada 3 yaitu: faktor
predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Yang termasuk faktor
predisposisi diantaranya : pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan nilai.
Sedangkan yang termasuk faktor pendukung adalah ketersediaan sarana-sarana
kesehatan, dan yang terakhir yang termasuk faktor pendorong adalah sikap dan
perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Secara teori
memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti tahap –
tahap, yakni melalui proses perubahan : pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),
praktik (practice) atau ”KAP”. Beberapa penelitian telah membuktikan hal
itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak
selalu seperti teori diatas (K-A-P), bahkan di dalam praktik sehari-hari
terjadi sebaliknya. Artinya, seseorang telah berperilaku positif, meskipun
pengetahuan dan sikapnya masih negatif (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan
uraian di atas peneliti bermaksud untuk meneliti tentang hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan pemeriksaan
kehamilan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang
timbul dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan pemeriksaan
kehamilan ?
Tag :
EDUKASI
0 Komentar untuk "Pemeriksaan Kehamilan"